Cara ulama mengumumkan ganti (Taroju') dari Mazhab lamanya. Pasti kita sering mendengar bahwa al-Imam Asy'ri bertaubat dari Mazhab Ahli Sunnah kemdian kembali kemazhab Salafi ( Mujassimah) cuma karena mengarang Kitab al-Ibanah atau adanya wasiat beliau yang ditemukan ketika beliau meninggal.
Saya kira hal-hal semacam ini adalah klaim yang tidak benar serta tidak berdasar.
Karena Ulama Haqiqi jika mereka berganti mazhab pasti akan memberitahu bahwa dia berganti Mazhab dengan cara yang jelas kemudian di viralkan agar semua orang tau bahwa dia berganti Mazhab.

Ulama haqiqi tidak akan menyembunyikan apa yang dia yakini benar cuma karena takut kehilangan murid, Follower, jabatan atau tunjangan karena perilaku semacam ini tidak mencerminkan seorang ulama.
Saya beri contoh al-Imam Asy'ary ketika beliau bermazhab Mu'tazilah bahkan beliau menjadi salah seorang ulama besar dalam Mazhab Muktazilah sampai umur beliau 40 tahun kemudian beliau meyakini kebathilan Mazhab Muktazilah & kebenaran Mazhab Ahli takwil maka beliau langsung mengumumkan di depan masjid ketika beliau berkhotbah yang pada saat itu adalah tempat paling ramai pada zamannya dengan cara yang spektakuler & jelas sekiranya orang-orang paham bahwa beliau keluar dari mazhab Muktazilah serta masuk ke Mazhab Ahli Sunnah (Ahli takwil) yang secara otomatis menjadi musuh oleh para muktazilah yang pada saat itu sangat kuat secara politik & kekuasaan.

Beliau tidak takut kehilangan murid, jabatan, tunjangan ataupun gaji karena ulama mesti setia terhadapa apa yang dia yakini benar karena itu adalah resiko menjadi seorang ulama.
Kalau memang al-Imam Asy'ary berpindah Mazhab pasti juga akan beliau viralkan seperti ketika beliau pindah mazhab dari muktazilah ke Ahli Sunnah & pasti para murid beliau seperti Ibn Furoq & Abul Hasan al-Bahili akan meriwayatkan bahwa guru beliau sudah bukan Ahli Sunnah. Akan tetapi riwayat tentang ruju'nya al-Imam Asya'ri ke pemahaman istbat tidak diriwayatkan oleh satupun muridnya & kitab-kitab beliau tidak ada yang jelas menyatakan bahwa al-Imam Asy'ary pindah mazhab di akhir hayatnya, kemudian tiba-tiba ada orang yang berjarak ratusan tahun dengan beliau mengatakan bahwa beliau pindah mazhab & berusaha menviralkannya.
Maka perlu di ragukan perkataannya serta klaimnya. 

Contoh lain lagi adalah al-Imam Assyafi'i yang taroju' dari mazhab Qodimnya kemazhab Jadid yang mana ketika beliau pindah ke mazhab jadid dalam fiqh beliau mengatakan sebuah kalimat yang artinya : aku tidak menghalalkan orang yang masih menggunakan mazhab Qodimku.
Kemudian beliau viralkan melewati murid-murid beliau seperti al-Imam al-Buwaithi & al-Imam al-Muzani.
Tidak ada sedikitpun ketakutan & kerancuan pada kata-kata al-Imam Syafi'i tersebut & beliau tidak cukup untuk berwasiat atau taroju' secara internal diantara para muridnya karena mazhab Qodim beliau sudah terlanjur tersebar karena itu beliau perlu untuk Taroju' secara terang-terangan & viral. Begitu pula Ibnu Taimiyah (walaupun ahli takwil banyak yang tidak suka dengan beliau akan tetapi dalam hal pribadinya mereka banyak yang salut kepada beliau) dipenjara sebanyak 7 kali tidak membuat surut niat beliau untuk menyebarkan Mazhab Itsbat yang beliau yaqini kebenarannya.

Tidak ada Ibarat apapun yang secara jelas mengatakan bahwa beliau kembali dari mazhab Itsbat ke mazhab Ahli Takwil kemudian tiba-tiba ada seorang ulama mengatakan bahwa dia taraju' sebelum mati secara internal dengan wasiat & bla bla bla.
Saya kira ini mustahil A'datan bagi seorang yang menisbatkan dirinya sebagai ulama Asy'ariyah (ahli takwil). Cara ini juga berlaku pada zaman sekarang sekiranya dulu ada orang yang bermazhab Salafi kemudian bertaubat ke mazhab Asy'ariyah & menjadi seorang ustaz maka dia mesti secara jelas mengakui bahwa dulu mazhabnya Salafi & sekarang sudah menjadi Asy'ariyah. 

Tidak cukup taubatnya hanya dengan membaca kitab-kitab ulama Asy'ariyah atau dengan mengajar aqidah asy'ariyah karena sebagain salafi yang jumpai mengajar kitab al-Imam Sanusi akan tetapi untuk mencounter pemikiran beliau, begitu pula ahli takwil yang membaca kitab-kitab Ibn Taimiyah untuk mengetahui Tafasil (detail) Aqidah beliau bukan karena bermazhab Salafi. begitu pula jika ada orang dulu terkontaminasi dengan Mazhab Liberal kemudian kembali ke Ahli Sunnah tidak cukup hanya dengan membaca atau mengajar kitab-kitab Aqidah Ahli Sunnah untuk menunjukan Taroju'nya akan tetapi dia mesti secara jelas mengatakan bahwa apa yang dulu saya yaqini, ajarkan, & saya tulis di blog-blog, buku atau artikel tentang Mazhab Liberal ini salah & sekarang saya sudah ke mazhab Ahli Sunnah lagi.

Karena ini adalah amanah ilmiyah agar orang-orang awam tidak bingung & menimbulkan kontroversi dikalangan bawah. Dari sini kita tahu bahwa al-Imam Arrozy, al-Ghozaly juga tidak Taroju' dari Aqidah Ahli Sunnah karena tidak ada sebuah Nash yang jelas & viral menunjukan Taroju' mereka. Begitupula Ibn Taimiyah, Ibn Arobi, Zamakhsyari juga tetap pada aqidah lamanya karena tidak ada statement yang jelas dari mereka untuk menafikan apa yang sudah mereka ajarkan semasa mereka masih hidup.

Wallahu a'lam.